Mengenal Tentang Kokoro Restaurant
Kokoro Restaurant yang terletak di Jalan Raya Cikini Raya, Jakarta Selatan memang tergolong unik. Bila restoran lainnya mencari pelanggan sebanyak-banyaknya, maka restoran yang baru hampir dua minggu buka ini cuma melayani maksimal 48 orang saja.
Maklum, restoran ini baru buka untuk melayani makan malam saja untuk dua shift. Dari 24 kursi yang tersedia, jika semua terisi dalam dua shift, maka maksimal cuma bisa menampung pengunjung 48 orang saja.
“Makan malam di restaurangfeliz dua shift pukul 18.00-20.00 WIB, dan 21.00-23.00 WIB. Kalau dua shift semua terisi berarti 48 orang per hari. Stop, kita tidak tambah lagi karena kemampuan kita segitu. Kalau terlalu banyak malah amburadul,” kata Presiden Direktur Kokoro Restaurant Otep Kurnia
Menurut Kurnia, restoran yang dia kelola ini juga tak lazim seperti restoran pada umumnya, yang memasang neon box atau plang besar di bagian depan restoran biar masyarakat umum tahu. Justru restoran yang dia kelola ini sama sekali tak nampak seperti restoran dari luar. Orang baru sadar, setelah naik tangga menuju lantai dua, dan langsung disuguhi pemandangan restoran ala Jepang.
Awal mula buka restoran ini? Sebenarnya, dari sisi ekonomi Jepang dari sisi pasar sekarang sedang mengalami stagnasi, karena kelahiran di sana lagi kecil sekali, jumlah orang tua yang tidak produktif lebih banyak. Sehingga dari sisi market otomatis kecil,
konsumsi kecil. Banyak pebisnis Jepang nyari pasar di luar Jepang, salah satunya Indonesia. Dari segi ekonomi makro beberapa tahun ke belakang Indonesia bagus, dari segi pasar sangat-sangat potensial. Mereka banyak cari partner, cari peluang bisnis di Indonesia. Dari keadaan makro itulah saya ketemu partner saya di Jepang. Saya ada keinginan mendatangkan restoran Jepang ke Indonesia, mereka punya juga keinginan pindah ke Indonesia buka restoran di Indonesia, klop. Dari sana sih awalnya.
Bisa kenal dengan partner dari Jepang saat ini?
Ada kontak bisnis. Kita kontak bisnis mulai dari Desember 2014 belum lama, cuma intens.
Restoran ini konon konsepnya beda, otentik Jepang?
Di Jepang beberapa restoran yang punya brand yang bagus, yang saya lihat dan alami ada beberapa ciri. Pertama biasanya tempatnya tidak besar, kecil. Di restoran otentik Jepang kadang-kadang cuma masuk 10 orang, tapi itu bagus dan mahal. Kedua,
restoran bagus di Jepang dari luar nggak kelihatan kalau itu restoran, hidden, konsepnya hidden. Hanya orang-orang tertentu yang punya dedikasi untuk makan mereka yang tahu, oh ini ada restoran di sini. Dua konsep ini yang akan saya bawa ke Indoensia. Makanya Restoran Kokoro ini dari segi publikasi, nggak ada plang Kokoro, kita hidden.
Selanjutnya, size-nya nggak banyak hanya 24 seat. Harapannya kualitas kita jaga, kualitas makanan, kualitas service kita jaga.
Jadi sehari rencananya cuma melayani 24 orang saja?
Makan malam dua shift pukul 18.00-20.00 WIB, dan 21.00-23.00 WIB. Kalau dua shift semua terisi berarti 48 orang per hari. Stop, kita tidak tambah lagi karena kemampuan kita segitu. Kalau terlalu banyak malah amburadul.
Dari segi bisnis apakah menguntungkan?
Dari segi keuntungan iya. Orang yang punya taste tinggi dan selera tinggi terhadap makanan mulai banyak di Indonesia. Selama ini mereka mencari itu ke luar, nah oleh karenanya kita datangkan di Indonesia. Kita cari lokasi benar-benar dari central Jakarta di Cikini, biar orang yang punya taste seperti itu gak jauh juga.
Khawatir nanti tidak laku karena harganya mahal? Justru confident, karena saya pikir di Indonesia, di Jakarta yang pertama. Konon restoran ini paling mahal? Bukan saya yang bilang Harga per paket? Rp 2,8 juta paling murah, paling mahal 3 juta sekian per orang.
Saya sudah beberapa kali keliling Jakarta kalau dibilang paling mahal iya juga sih. Kalo ditanya confidence apa nggak kita sangat confident. Kita pemain pertama di restoran, kita confidence menjadi pemimpin pasar untuk konsep restoran seperti ini.